Ujian kenaikan
tingkat normalnya diadakan satu tahun sekali serempak tingkat kota di satu
sekolah, begitu pula dengan yang tahun ini. Kebanyakan peserta berumur 15-16
tahun seperti halnya Feara. Tahun ini ujian kebetulan dilaksanakan di sekolah
Feara yang memang paling dekat dengan base camp guild broken sword. Menurut isu
yang beredar, tahun ini ujian kenaikan dihadiri oleh tamu kehormatan dari guild
pusat, guild Dessert.
Terdengar riuh
suara dari dalam tempat ujian kenaikan tingkat. Entah apa yang sedang terjadi
di dalam sana. Di lain sisi terlihat Feara yang sedang berlairan menuju tempat
ujian tersebut bersama dengan Tax7.
“Kalau seperti
ini kau bisa terlambat,” kata Tax7 yang di seret oleh Feara dengan tatapan
datar.
“Kau pikir ini
salah siapa?” kata Feara semakin meningkatkan kecepatannya. “Gawat, sepertinya
ujian sudah dimulai,” katanya lagi lebih untuk dirinya sendiri.
Beberapa menit
yang lalu, terlihat Feara dan Tax7 sedang berjalan bersama menuju tempat ujian
kenaikan tingkat. Seperti biasa Feara melewati pasar untuk menuju ke sekolah
yang untuk sementara berubah menjadi tempat ujian kenaikan tingkat dan memang
rute itulah yang paing dekat dari base camp guild broken sword. Tanpa disadari
Feara tengah berada dalam kerumunan orang dalam keadaan sendirian. Begitu sadar
ia langsung menyibak kerumunan orang dan berulang kali memanggil nama Tax7.
Tepat sesaat
sebelum Feara menyerah dan bergegas pergi ke tempat ujian, ia menemukan Tax7
yang sedang menatap sebuah toko. “Inikah yang orang-orang bilang deja vu?” kata
Feara dalam hati. Setelah beberapa kali menarik Tax7 untuk pergi akhirnya Feara
dengan terpaksa memutuskan untuk membelikan beberapa makanan untuk Tax7. Langsung
saja ia menyambar makanan tersebut lalu pergi ke arah tempat ujian.
Kembali di
depan tempat ujian kenaikan tingkat terlihat jalanan yang sepi karena hampir
semua orang sudah masuk ke dalam. Di jalanan tersebut lah Feara dan Tax7
berlarian mengejar waktu ujian kenaikan tingkat. Begitu sampai, Feara langsung
terduduk lemas demi melihat gerbang yang sudah ditutup tanda ujian kenaikan
tingkat sudah dimulai.
“Berakhir
sudah...” kata Feara lebih untuk kepada dirinya. Ketika Feara sedang duduk
lemas, Tax7 tiba-tiba memegang pundaknya lalu menteleport dirinya bersama
dengan Feara ke dalam. Untuk sejenak Feara berpikir “benar juga ya, orang
disampingku kan teleporter”.
“Oi, jika kau
dapat melakukan sesuatu seperti ini, kenapa tidak melakukannya sejak tadi?” kata
Feara dengan nada tinggi. Yang diceramahi hanya diam sambil langsung melangkah
untuk menemui panitia.
“Maaf pak,
namaku Feara peserta ujian dari guild broken sword,” kata Feara kepada salah
satu panitia tersebut.
“Kalau tidak
salah seluruh peserta ujian telah diberi tahu untuk datang 5 menit sebelum
ujian dimulai, atau memang saya yang keliru tentang hal itu?” kata panitia
tersebut membuat Feara yang tadi dari matanya sempat bersinar cahaya harapan
kini kembali pudar. Sejenak ia menengok kepada Tax7, Tax7 hanya diam tak
berniat membantu beradu kata dan memang sejak awal ia tak banyak menggerakan
bibirnya. Feara pun menghela nafas. Walau ini salah Tax7, sudah terlalu
terlambat untuk menyalahkannya.
Tiba-tiba
gerbang terbuka lebar, getarnya membuat tanah berguncang. Dari celah gerbang
tersebut terlihat sebuah tandu yang tak main mewahnya. Nyaris seluruh bagiannya
terdapat emas. Mungkin ini adalah tamu istimewa yang dibicarakan orang-orang. Tandu
tersebut pun berhenti di depan panitia yang baru saja dihampiri oleh Feara. Demi
melihat tandu super mewah tersebut Feara sampai tak berkedip dibuatnya.
“Jadi ini
tempat ujian tahun ini, yah tidak terlalu buruk.” Seseorang keluar dari tandu
tersebut dan berjalan ke arah panitia panitia. Orang-orang yang tadinya riuh
pun sekarang terdiam seribu bahasa.
“Elis, guild dessert,
apa aku perlu untuk memperkenalkan diriku?” dengan sombongnya ia melemparkan
kertas undangannya ke arah panitia yang risih membetulkan posisinya.
“Si... silakan
masuk nona Elis!” kata panitia yang berada di depan pintu. Sikap mereka
berbalik 180 derajat dibanding sikap mereka terhadap Feara sebelumnya.
“Tunggu-tunggu!”
teriak Feara kepada panitia.
“Kau masih
disini? Padahal sudah kubilang bahwa kau sudah terlambat,” kata panitia
tersebut.
“Lalu kenapa
dia kau perbolehkan masuk?” balas Feara tidak mau kalah.
“Jaga mulutmu,
dia adalah tamu kehormatan dari guild pusat!” seru panitia yang terpancing itu.
“Tapi ia juga
murid tingkat pertama sama seperti aku dan yang lainnya,” balas Feara lagi.
“Ada apa
ribut-ribut?” tiba-tiba yang dibicarakan datang menghampiri.
“Hanya seorang
pecundang yang terlambat datang dan memaksa masuk,” kata salah seorang panitia.
Elis pun mendekat pada Feara dan menatapnya dari dekat, masih dengan gayanya
yang sok-sokan. Bila dilihat dari dekat, Elis terlihat lebih muda dari pada
Feara, tingginya pun hanya seleher dari Feara. Mukanya sedikit bundar dengan kulit
putih serta mata hitamnya membuat semua mata tertuju kepadanya. Tak berlebihan
jika dibilang ia sangat manis. Muka Feara pun memerah karena tiba-tiba didekati
seperti itu.
“Kau benar ia
hanya pecundang. Kau, kau dalam guild apa?” tanya Elis pada Feara.
“Bro... broken
sword,” kata Feara tergagap.
“Bro... apalah
nama guildmu itu, sungguh menyedihkan, terlambat di saat ujian penting seperti
ini,” ledek Elis.
“Kau sendiri, bukannya
kau juga terlambat?” balas Feara tidak mau kalah.
“A... berisik! Hah,
kupuji kebernanianmu menentangku, tapi khusus kali ini aku mengampunimu atas
ucapanmu yang baru saja kau lontarkan,” kata Elis sambil membusungkan dadanya yang
rata.
“Maaf, kami tidak
perlu pengampunan dirimu,” kata Tax7 tiba-tiba sambil merampas undangan dari
tangan Feara dan langsung melemparkannya ke meja panitia.
“A... apa yang kau
pikir kau bisa menang melawanku?” kata Elis menatap tajam kali ini untuk Tax7.
“Tunggu dulu
Tax, apa kau sudah gila? Bagaimana jika mereka malah membuang undangan
tersebut?” buru-buru Feara mencegah Tax7 menaruh kertas undangan tersebut. Seperti
biasa Tax7 hanya diam dan menarik lengan Feara.
“Berani-beraninya
kalian mengabaikanku, balik badan kalian!” Kata Elis sambil menodongkan senapan
laras panjang yang dilengkapi dengan alat pembidiknya ke arah Tax7. Tanpa menggubrisnya,
Tax7 terus berjalan sambil menarik lengan Feara.
“Aku bilang, balik
badan kalian!” seru Elis sambil menarik pelatuk senapannya. Suara khas sniper
pun terdengar meggema di dalam arena ujian tersebut. Dengan cepat Tax7
menghilang dari bidikan Elis dan berganti menyerangnnya.
“Jika kau
memaksa, aku akan meladenimu,” kata Tax7.
“Terima kasih untuk pengertiannya, jadi aku tidak
perlu berpanjang lebar lagi. Aku menantang kalian untuk berduel!” seru Elis sambil
menodongkan senjatanya. Mata hitam kelamnya dipadu dengan rambut panjangnya
yang dikuncir dua bukannya membuatnya terlihat menyeramkan dan malah terlihat sangat
manis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar