Sabtu, 02 Mei 2015

Snipe! 2



Ujian kenaikan tingkat normalnya diadakan satu tahun sekali serempak tingkat kota di satu sekolah, begitu pula dengan yang tahun ini. Kebanyakan peserta berumur 15-16 tahun seperti halnya Feara. Tahun ini ujian kebetulan dilaksanakan di sekolah Feara yang memang paling dekat dengan base camp guild broken sword. Menurut isu yang beredar, tahun ini ujian kenaikan dihadiri oleh tamu kehormatan dari guild pusat, guild Dessert.
Terdengar riuh suara dari dalam tempat ujian kenaikan tingkat. Entah apa yang sedang terjadi di dalam sana. Di lain sisi terlihat Feara yang sedang berlairan menuju tempat ujian tersebut bersama dengan Tax7.
“Kalau seperti ini kau bisa terlambat,” kata Tax7 yang di seret oleh Feara dengan tatapan datar.
“Kau pikir ini salah siapa?” kata Feara semakin meningkatkan kecepatannya. “Gawat, sepertinya ujian sudah dimulai,” katanya lagi lebih untuk dirinya sendiri.
Beberapa menit yang lalu, terlihat Feara dan Tax7 sedang berjalan bersama menuju tempat ujian kenaikan tingkat. Seperti biasa Feara melewati pasar untuk menuju ke sekolah yang untuk sementara berubah menjadi tempat ujian kenaikan tingkat dan memang rute itulah yang paing dekat dari base camp guild broken sword. Tanpa disadari Feara tengah berada dalam kerumunan orang dalam keadaan sendirian. Begitu sadar ia langsung menyibak kerumunan orang dan berulang kali memanggil nama Tax7.
Tepat sesaat sebelum Feara menyerah dan bergegas pergi ke tempat ujian, ia menemukan Tax7 yang sedang menatap sebuah toko. “Inikah yang orang-orang bilang deja vu?” kata Feara dalam hati. Setelah beberapa kali menarik Tax7 untuk pergi akhirnya Feara dengan terpaksa memutuskan untuk membelikan beberapa makanan untuk Tax7. Langsung saja ia menyambar makanan tersebut lalu pergi ke arah tempat ujian.
Kembali di depan tempat ujian kenaikan tingkat terlihat jalanan yang sepi karena hampir semua orang sudah masuk ke dalam. Di jalanan tersebut lah Feara dan Tax7 berlarian mengejar waktu ujian kenaikan tingkat. Begitu sampai, Feara langsung terduduk lemas demi melihat gerbang yang sudah ditutup tanda ujian kenaikan tingkat sudah dimulai.
“Berakhir sudah...” kata Feara lebih untuk kepada dirinya. Ketika Feara sedang duduk lemas, Tax7 tiba-tiba memegang pundaknya lalu menteleport dirinya bersama dengan Feara ke dalam. Untuk sejenak Feara berpikir “benar juga ya, orang disampingku kan teleporter”.
“Oi, jika kau dapat melakukan sesuatu seperti ini, kenapa tidak melakukannya sejak tadi?” kata Feara dengan nada tinggi. Yang diceramahi hanya diam sambil langsung melangkah untuk menemui panitia.
“Maaf pak, namaku Feara peserta ujian dari guild broken sword,” kata Feara kepada salah satu panitia tersebut.
“Kalau tidak salah seluruh peserta ujian telah diberi tahu untuk datang 5 menit sebelum ujian dimulai, atau memang saya yang keliru tentang hal itu?” kata panitia tersebut membuat Feara yang tadi dari matanya sempat bersinar cahaya harapan kini kembali pudar. Sejenak ia menengok kepada Tax7, Tax7 hanya diam tak berniat membantu beradu kata dan memang sejak awal ia tak banyak menggerakan bibirnya. Feara pun menghela nafas. Walau ini salah Tax7, sudah terlalu terlambat untuk menyalahkannya.
Tiba-tiba gerbang terbuka lebar, getarnya membuat tanah berguncang. Dari celah gerbang tersebut terlihat sebuah tandu yang tak main mewahnya. Nyaris seluruh bagiannya terdapat emas. Mungkin ini adalah tamu istimewa yang dibicarakan orang-orang. Tandu tersebut pun berhenti di depan panitia yang baru saja dihampiri oleh Feara. Demi melihat tandu super mewah tersebut Feara sampai tak berkedip dibuatnya.
“Jadi ini tempat ujian tahun ini, yah tidak terlalu buruk.” Seseorang keluar dari tandu tersebut dan berjalan ke arah panitia panitia. Orang-orang yang tadinya riuh pun sekarang terdiam seribu bahasa.
“Elis, guild dessert, apa aku perlu untuk memperkenalkan diriku?” dengan sombongnya ia melemparkan kertas undangannya ke arah panitia yang risih membetulkan posisinya.
“Si... silakan masuk nona Elis!” kata panitia yang berada di depan pintu. Sikap mereka berbalik 180 derajat dibanding sikap mereka terhadap Feara sebelumnya.
“Tunggu-tunggu!” teriak Feara kepada panitia.
“Kau masih disini? Padahal sudah kubilang bahwa kau sudah terlambat,” kata panitia tersebut.
“Lalu kenapa dia kau perbolehkan masuk?” balas Feara tidak mau kalah.
“Jaga mulutmu, dia adalah tamu kehormatan dari guild pusat!” seru panitia yang terpancing itu.
“Tapi ia juga murid tingkat pertama sama seperti aku dan yang lainnya,” balas Feara lagi.
“Ada apa ribut-ribut?” tiba-tiba yang dibicarakan datang menghampiri.
“Hanya seorang pecundang yang terlambat datang dan memaksa masuk,” kata salah seorang panitia. Elis pun mendekat pada Feara dan menatapnya dari dekat, masih dengan gayanya yang sok-sokan. Bila dilihat dari dekat, Elis terlihat lebih muda dari pada Feara, tingginya pun hanya seleher dari Feara. Mukanya sedikit bundar dengan kulit putih serta mata hitamnya membuat semua mata tertuju kepadanya. Tak berlebihan jika dibilang ia sangat manis. Muka Feara pun memerah karena tiba-tiba didekati seperti itu.
“Kau benar ia hanya pecundang. Kau, kau dalam guild apa?” tanya Elis pada Feara.
“Bro... broken sword,” kata Feara tergagap.
“Bro... apalah nama guildmu itu, sungguh menyedihkan, terlambat di saat ujian penting seperti ini,” ledek Elis.
“Kau sendiri, bukannya kau juga terlambat?” balas Feara tidak mau kalah.
“A... berisik! Hah, kupuji kebernanianmu menentangku, tapi khusus kali ini aku mengampunimu atas ucapanmu yang baru saja kau lontarkan,” kata Elis sambil membusungkan dadanya yang rata.
“Maaf, kami tidak perlu pengampunan dirimu,” kata Tax7 tiba-tiba sambil merampas undangan dari tangan Feara dan langsung melemparkannya ke meja panitia.
“A... apa yang kau pikir kau bisa menang melawanku?” kata Elis menatap tajam kali ini untuk Tax7.
“Tunggu dulu Tax, apa kau sudah gila? Bagaimana jika mereka malah membuang undangan tersebut?” buru-buru Feara mencegah Tax7 menaruh kertas undangan tersebut. Seperti biasa Tax7 hanya diam dan menarik lengan Feara.
“Berani-beraninya kalian mengabaikanku, balik badan kalian!” Kata Elis sambil menodongkan senapan laras panjang yang dilengkapi dengan alat pembidiknya ke arah Tax7. Tanpa menggubrisnya, Tax7 terus berjalan sambil menarik lengan Feara.
“Aku bilang, balik badan kalian!” seru Elis sambil menarik pelatuk senapannya. Suara khas sniper pun terdengar meggema di dalam arena ujian tersebut. Dengan cepat Tax7 menghilang dari bidikan Elis dan berganti menyerangnnya.
“Jika kau memaksa, aku akan meladenimu,” kata Tax7.
“Terima kasih untuk pengertiannya, jadi aku tidak perlu berpanjang lebar lagi. Aku menantang kalian untuk berduel!” seru Elis sambil menodongkan senjatanya. Mata hitam kelamnya dipadu dengan rambut panjangnya yang dikuncir dua bukannya membuatnya terlihat menyeramkan dan malah terlihat sangat manis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar